Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)



Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
1.      Pengertian CBSA
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) merupakan istilah yang bermakna dengan students active learning (SAL). Cara Belajar Siswa Aktif sebagai suatu pendekatan merupakan cara atau teknik yang digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di kelas (Semiawan, 1986).
Konsep CBSA adalah suatu proses kegiatan pembelajaran yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, sehingga siswa berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar (Ashar, 1991). Konsep CBSA juga dapat diartikan  sebagai suatu cara atau strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi pebelajar untuk belajar seoptimal mungkin sehingga pebelajar mampu mengubah perilakunya secara lebih efektif dan efisien dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
2.      Ciri-ciri CBSA
CBSA memiliki ciri-ciri khas dan memiliki kondisi belajar sebagai berikut:
a.       Ada suasana kebersamaan untuk menciptakan kondisi belajar yang dinamis, realistis, dan positif.
b.      Pemberian kesempatan kepada pebelajar untuk mengembangkan kemampuannya agar menjadi manusia kreatif yang penuh inisiatif dan mandiri, sehingga tidak selalu tergantung kepada orang lain.
c.       Terjadinya interaksi yang merupakan komunikasi dua arah agar mereka berubah sikap dan mental terhadap pengetahuannya, percaya diri, berani dalam arti demokratis yang mantap sesuai dengan jiwa dan nilai-nilai 45 (Hilang, dkk, 2007:87). 
3.      CBSA bertujuan unutk memberikan kesempatan kepada pebelajar secara lebih aktif mengembangkan kemammpuan pribadinya dalam hal:
a.       Mempelajari materi pelajaran dengan penuh perhatian.
b.      Mendapatkan pengetahuan dengan cara mengalami dan melakukan sendiri.
c.       Merasakan sendiri kegunaan materi pelajaran yang dipelajarinya. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat terbuka, jujur, tekun, disiplin, dan kreattif terhadap tugas yang diberikan.
d.      Belajar berkelompok untuk menemukan sifat pribadinya dan sifat serta kemampuan temannya.
e.       Memikirkan, mencobakan, dan mengembangkan konsep nilai-nilai tertentu.
f.       Menemukan dan atau mempelajari gejala/kejadan yang dapat mengembangkan gagasan baru.
g.      Menunjukkan kemampuan mengkomunikasikan cara berfikir yang menghasilkan penemuan yang baru dan penghayatan nilai-nilai baik secara lisan maupun tertulis (Haling, dkk., 2007:88)
4.      Dasar Pemikiran Perlunya CBSA
a.       Asumsi Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia. Pendidikan adalah proses sosialisasi menuju kedewasaan intelektual, social, moral, sesuai dengan kemampuan dan martabatnya sebagai manusia. Atas dasar itu, maka hakekat pendidikan adalah: (1) interaksi manusiawi, (2) membina dan mengembangkan potensi manusia, (3) berlangsung sepanjang hayat, (4) sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan individu, (5) ada dalam keseimbangan antara kebebasan subjek dengan pembawaan guru, dan (6) meningkatkan taraf hidup manusia (Haling, dkk., 2007:88)
b.      Asumsi Pebelajar
Asumsi anak didik didasarkan kepada: (1) pebelajar bukan manusia kecil tapi manusia seutuhnya yang mempunyai potensi untuk berkembang, (2) setiap pebelajar berbeda kemampuannya, (3) pebelajar pada dasarnya insane yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya dan (4) pebelajar mempunyai motivasi untuk mempengaruhi kebutuhannya (Haling, dkk., 2007)
c.       Asumsi guru
Asumsi guru bertolak: (1)bertanggung jawab atas tercapainya hasil pebelajar, (2) memiliki kemampuan professional sebagai pebelajar, (3) mempunyai kode etik keguruan, (4) berperan sebagai sumber belajar, pemimpin belajar dan fasilitator belajar hingga memungkinkan tercapainya kondisi yang baik bagi pebelajar untuk belajar (Haling, dkk., 2007)
d.      Asumsi proses pembelajaran
Beberapa asumsi proses pembelajaran antara lain: (1) proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sesuai system, (2) peristiwa belajar terjadi apabila pebelajar beriunteraksi dengan lingkungan belajre yang diatur oleh pembelajar, (3) proses pembelajarann akan lebih efektif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat dan berdaya guna, (4) pembelajaran member tekanan kepada proses dan produk secara seimbang, (5) inti dan proses pembelajaran adalah adanya kegiatan pebelajar belajar secara optimal (Haling, dkk., 2007)
5.      Prinsip-prinsi CBSA
Dalam mengaktifkan pebelajar dalam belajar, seyogyanya seorang pembelajar membuat pembelajaran yang bersifat menantang, merangsang daya cipta untuk menemukan sesuatu, dan  mengesangkan dengan melalui beberapa prinsip belajar sebagai berikut:
a.       Prinsip motivasi
Motiv adalah daya dalam pribadi seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan. Ada dua jenis motivasi, yakni motivasi instrinsik yaitu motivasi yang bersumber dari dalam diri pebelajar, anak, ingin untuk mencoba dan hastrak unutk maju dalam belajar. sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivaasi yang bersumber dari luar diri si pebelajar yang dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran misalnya melalui pujian dan hukuman.
b.      Prinsip latar atau konteks
Kegiatan belajar tidak terjadi dalam kekosongan, para pebelajar jelas mempelajari sesuatu hal yang baru, baik langsung maupun tidak langsung ada hubungannya. Sehubungan dengan itu, perlu penyelidikan tentang pengetahuan, perasaan, keterampilan, sikap, dan penegalaman yang telah dimiliki oleh para pebelajar.
c.       Prinsip keterarahan kepada titik pusat atau focus
Pelajaran yang direncanakan dalam suatu bentuk atau pola tertentu akan mampu mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajaran. Tanpa suatu pola, pelajaran dapat terpecah-pecah dan para pebelajar akan sulit memusatkan perhatian. Titik pusat itu dapat tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang hendak dipecahkan, merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab atau merumuskan konsep yang hendak di capai. Titik pusat itu akan membatasi keluasan dan kedalaman tujuan pebelajar serta member arah kepada tujuan yang hendak dicapai (Haling, dkk., 2007).
d.      Prinsip hubungan social
Dalam belajar para pebelajar perlu dilatih untuk bekerja sama dengan teman sekelasnya.
e.       Prinsip belajar sambil bekerja
Pebelajar pada hakekatnya belajar sambil bekerja atau melakukan aktivitas.
f.       Prinsip perbedaan individual
setiap pebelajar tentu saja memiliki perbedaan individual misalnya dalam perbeladaan kader kepintaran, keggemaran, bakat, latar belakang social, ekonomi, dan sebagainya.
g.      Prinsip pemecahan masalah
Prinsip ini berkaitan dengan bagaimana para pebelajar dilatih untuk dapat memecahkan setiap masalah yang dihadapi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kata-kata bijak dengan rumus fisika

fase menstruasi pada wanita

laporan genetika tentang alel ganda