“Salah Mindset Mengenai Pendidikan Saat Ini”
Pendidikan identik dengan proses belajar mengajar yang ada di sekolah dan itu sudah menjadi sebuah satu kesatuan yang melekat dalam sebuah mindset "pendidikan harus sekolah", sehingga kita menganggap bahwa untuk mereka-mereka yang tidak sekolah tidak berpendidikan. apakah benar begitu?
Mari kita pahami terlebih dahulu bagaimana pengertian pendidikan secara umum yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan sebuah cara yang dilakukan dalam keadaan sadar untuk memanusiakan manusia. Pendidikan bisa dilakukan dimana saja, di rumah atau lingkungan keluarga, masyarakat, ataupun di sekolah. Pendidikan juga ada yang formal dan ada yang non formal. Sejalan dengan perkembangan zaman yang ada, kita memang dituntut untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah agar kita bisa mendapat wawasan yang lebih banyak, dan bisa memunculkan dan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki. Pasal 31 UUD 1945 ayat 155 secara spesifik memuat tentang hak warga negara atas pendidikan, sehingga seluruh masyarakat negara berhak untuk merasakan yang namanya dunia pendidikan. Tapi hal tersebut kontradiksi dimana tuntutan dan kemampuan sebagian masyarakat di negara ini kurang mampu melaksanakan tuntutan hak tersebut karena faktor dana (ekonomi) yang menjadi penghambat, sehingga tidak mengherankan ketika masih banyak anak-anak di negeri ini yang sepatutnya berhak mengenyam pendidikan di sekolah tidak merasakan yang namanya pendidikan. Lantas ketika itu terjadi, apakah kita tetap ingin mengatakan bahwa mereka merupakan orang-orang yg tidak berpendidikan?
Menurut penulis pendidikan sejatinya bagaimana kita bisa memunculkan karakter atau akhlak yg baik pada anak - anak agar pemikirannya bisa terarah pada kebebasan yang bermoral tanpa melupakan kecerdasan mereka. Banyak anak - anak yg tidak sekolah memiliki kecerdasan, punya potensi dalam berhitung, mengarang syair, bermain alat musik, dll. Tapi banyak juga perilaku yang disayangkan yg biasa mereka lakukan, seperti mencuri, meminta-minta dll. Selain itu Anak-anak yang tidak sekolah bisa saja lebih berpendidikan daripada anak - anak yang sekolah, tidak jarang juga bahwa banyak anak - anak yg sekolah justru lebih memprihatinkan tingkah lakunya daripada mereka yang tidak bersekolah. Yang perlu menjadi perhatian serius disini adalah pemerintah musti peka terhadap hal - hal tersebut, jangan disepelekan karena mau tidak mau, umur akan tenggelam oleh waktu, dan estafet kepemimpinan negeri ini pasti akan diganti oleh generasi - generasi berikutnya.
Salah satu bentuk perhatian yg perlu dilakukan adalah mengupayakan bagaimana caranya agar anak-anak yg ada di negara ini bisa merasakan rasanya dunia pendidikan, mau digratiskan atau disubsidi, terserah. Yang pastinya pemerintah harus membuat sebuah regulasi tentang itu. selain melihat output jangka panjang untuk nagara, kita juga dituntut oleh UU yang berlaku agar semua warga negara tercapai hak nya atas pendidikan. Pemerintah juga harus memberikan apresiasi kepada komunitas - komunitas sosial yang rela termakan waktunya dan ikhlas menghabiskan energinya tanpa dibayar demi kecerdasan warga negara, mereka mengajar di pinggir jalan, di sekitaran tempat kumuh, dll. Komunitas seperti itulah patut kita dukung, setidaknya kalaupun tidak bisa dengan materi cukup dengan doa dan dukungan moril. Mereka adalah guru - guru yg bergerak pada sektor non formal pendidikan yang tidak dicover langsung oleh pemerintah.
Semua anak - anak di negeri ini mempunyai hak yang sama, untuk mendapatkan layaknya hidup berupa sandang, pangan, dan papan ataupun pendidikan. jadi mari kita mengupayakan semaksimal mungkin kemampuan yang kita miliki untuk memanusiakan potensi anak-anak yg ada di negera ini, baik untuk anak-anak yang ada di sekolah yang diajar langsung atau dididik oleh guru, ataupun yang berada di luar yang dididik oleh komunitas-komunitas sosial.
Banyak juga masyarakat yg memiliki mindset bahwa "jika tidak sekolah mau jadi apa?, atau kalau mau kaya yah sekolah. Itu memang tidak salah itu wajar, cuman yang menjadi problem bagi penulis adalah mindset yang keliru apabila niat kebanyakan orang tua atau masyarakat tentang sekolah seperti itu. Penulis menganggap mindset tersebut kesannya materialistik, meskipun kita tidak bisa munafik bahwa kita memang tidak bisa hidup tanpa itu. Tapi yg disayangkan adalah sekolah seakan menjadi sebuah formalitas biasa yang menjadi tolok ukur untuk kaya, sangat sedikit mungkin orang tua dan masyarakat berniat menyekolahkan anaknya karena ingin anaknya cerdas dan berakhlak mulia, yang dipikir hanyalah bagaimana anak-anaknya bisa dapat ijazah yang nantinya akan mengisi administratif persyaratan untuk perusahaan dimana dia kerja nanti.
Jika mindset masyarakat kita seperti itu secara tidak langsung anak - anak kita nantinya akan bersekolah demi dan hanya untuk perut agar bisa makan. Padahal yang terpenting dari sebuah visi dari pendidikan itu sendiri adalah output yang nantinya berakhlak, berkarakter, integritas, dan cerdas. ketika itu yang di capai inshaAllah pemimpin-pemimpin yang akan kita lahirkan adalah pemimpin-pemimpin yang bertanggung jawab, pejabat yang tidak memakan uang rakyatnya demi kepentingan perutnya pribadi.
By Budi Setiawan M
Komentar
Sehingga lahirlah generasi yang bermoral yang siap mengabdi untuk negri.
Sukses selalu ki
#salamsantundariimran