"Memahami definisi isu melalui aksi 11/4"
Seruan aksi yg akan Digelar nantinya merupakan buntut dari isu yg bersumber dari sejumlah menteri dan ketua partai koalisi dengan point argument: ingin menunda pemilu 2024 Dan dengan perpanjangan masa jabatan presiden serta isu jabatan 3 periode.
- Sebagai seorang yg bertarung untuk hidup hari demi hari sya pribadi menyikapi hal tersebut : "tidaklah pantas bagi saya menjudge sebuah isu atau polemik yg beredar jika hal tersebut bukan pernyataan resmi dari president sebagai policy chairman. "isu tetap isu, benar salahnya problem belakang, yg terpenting adalah jdi polemik dulu aja" yah mungkin itu Salah satu niat dari mereka2 yg menyebabkan isu, atau yg sengaja membuat isu sebagai pelaku, atau lagi mereka2 yg memang cari makan untuk lambung yg kelaparan dengan cara menyebarkan isu itu #media_is_fucking_indo (untuk media, inshaAllah kalau Ada waktu akan saya tulis tentang media sebagai center dari problem bangsa).
Penting memang memahami bagaimana konsep perpolitikan di Indo sekarang, memahami era globalisasi sekarang, aktivitas politik sangat massive di jejaring sosial. argument demi argument dilontarkan. bahkan kita sudah familiar dengan headlines dicaci, difitnah, diintimidasi, diperkusi dll. (yg paling menarik adalah masalah korupsi, saya sepakat bahwa yg harus kita lawan sama2 adalah mereka2 yg korup) tapi persoalannya apakah kita akan percaya dan terpancing akan semua itu?? ingat itu hanya isu, isu tetap isu selagi belum ada yg resmi dan pernyataan langsung dari tokoh utama. yah sebagai seorang mahasiswa atau aktivis yg berpikir tentunya bijak dalam menanggapi bahkan menyikapi sebuah isu, selagi belum ada resminya yg tertulis hitam di atas putih/pernyataan langsung dari president tentang rencananya ingin menjabat 1 periode lagi, maka itu masih sebuah isu. Menurut sy alangkah indahnya aksi kita ketika kita turun ke jalan dengan full power yg mana itu memang berdasar pada data dan fakta. Ada yg mengatakan, aksi dilakukan sebelum ataupun sesudah isu booming dengan dalih menghindari penrsetujuan atau pengesahan lebih lanjut.
Oleh Karena itu, akal pikiran harus jalan, tetap rasional dan realistic, sebagai kaum intelek tentunya paham mana isu yg memang patut untuk di kawal betul2, dan mana isu yg memang bersifat provokasi ditunggangi oleh oknum yg tidak ingin Indonesia ini maju. my point untuk problem pertama ini adalah, wahai mahasiswa, masyarakat, para aktivis, dll pintar2 menyikapi headlines's news.
- Akhir2 ini kita rasakan bersama bagaimana sikond di negeri kita, hilangnya minyak goreng, mahalna migor di pasaran dan makin complete lagi ketika pertamina menaikkan harga pertamax (9000/liter ->12.500/liter) dari kasus2 tersebut timbul pertanyaannya, pernah kah kita mengkaji lebih dalam tentang kasus2 tersebut dengan tetap memperhatikan kondisi sekarang inĂ?? kenapa harga minyak naik? kenapa pertamina menaikkan harga pertamaxnya??
semua ada jawabannya dan itu menentukan sikap kita kedepannya...
nah yg jdi persoalan lagi kita terlalu malas mencari data, dan terlalu gampang menggampangkan fake news yg isinya isu2 semua. terlalu percaya pada argument2 oposisi yg kurang kredibel, kurang ability, dan kurang capacity sebagai seorang oposisi. Mudah saja sebenarnya mengambil point dari argument para oposisi yg Banyak dijadikan reference oleh mahasiswa sekarang seperti "betapa Naifnya seorang jokowi yg dinilai telah gagal menyelamatkan perekonomian, namun berambisi besar melanjutkan kekuasaan. cuman yg mengherankan ialah, kenapa oposisi jokowi hanya menyerang pemerintah. kenapa mereka tidak menyerang golkar, PKB, Dan PAN yg merupakan sumber awal adanya itu tsbt..
my point of the babbling above is "saya pribadi percaya bahwa aksi 11/4 ini bukanlah aksi yg memang pure dari hasil belajar atau kajian teman2 yg menuntut. sedikit banyaknya ada yg meng set up ini terjadi. respect saya kepada teman2 yg tetap turun ke jalan nantinya yg memang bersuara karena rakyat dari hati karena peduli. Dan saya juga percaya bahwa Banyak juga diantara mereka yg bersuara hanya untuk cari panggung, hanya sebuah atensi agar mereka bisa ngopi bareng di Istana sana. and one thing again that saya bersuara Karena peduli dengan rakyat, dan cara saya seperti ini, ini cara saya, aksi saya, dan bukan tak lain adakah manifestasi dari alam pikiran (idealisme) saya sebagai seorang masyarakat/warga negara"
Budi Setiawan M
My Act is My Mind
Komentar